Di kelas Sekolah Minggu, seorang anak bertanya mengapa Kain tetap
dilindungi Tuhan setelah membunuh Habel. "Mengapa Tuhan membela
penjahat?" Selama ini ia berpikir bahwa orang jahat tidak disayang
Tuhan. Namun, mengapa Tuhan seolah-olah melindungi Kain dengan
memperhitungkan pembalasan tujuh kali lipat bagi orang yang
membunuhnya?
Apakah benar Tuhan "bermain-main" dengan keadilan-Nya sendiri? Di
satu sisi, Dia menyerukan keadilan, tetapi di sisi lain Dia seolah-
olah "tidak adil" dengan melindungi seorang pembunuh seperti Kain.
Jadi, bagaimana sebenarnya Tuhan memandang pendosa?
Kisah Kain dan Habel jelas menyatakan dua hal yang tak dapat
dipisahkan dari karya Tuhan atas umat-Nya. Seperti sekeping koin,
sisi pertama adalah keadilan dan sisi lain adalah kasih. Dia
menyatakan kasih dan keadilan secara bersamaan. Ada akibat dosa yang
harus ditanggung Kain: ia diusir, menjadi pengembara yang harus
bekerja ekstra keras untuk bertahan hidup. Namun, keadilan Tuhan
selalu disertai kasih, yaitu dengan melindungi Kain dari orang yang
akan membunuhnya. Kasih dan keadilan Tuhan berlaku dalam segala
situasi.
Maka, masalahnya bukan semata-mata "Tuhan membela penjahat", tetapi
Dia memberi kesempatan bagi orang sejahat apa pun untuk bertobat.
Jika Tuhan berlaku demikian, sepantasnyalah kita memberikan
kesempatan bagi orang lain untuk berubah. Jangan menghakimi berdasar
pengalaman masa lalu. Apalagi jika "masa hukuman" telah dijalani,
terimalah kembali ia seutuhnya untuk memulai sesuatu yang baru.
Tuhan pun setiap kali menerima diri kita kembali setelah kita
mengaku dosa, bukan? _HA
BELAJAR MENERAPKAN KEADILAN DAN KASIH TUHAN:
BENCI DOSANYA, TETAPI TETAP KASIHI ORANGNYA
dilindungi Tuhan setelah membunuh Habel. "Mengapa Tuhan membela
penjahat?" Selama ini ia berpikir bahwa orang jahat tidak disayang
Tuhan. Namun, mengapa Tuhan seolah-olah melindungi Kain dengan
memperhitungkan pembalasan tujuh kali lipat bagi orang yang
membunuhnya?
Apakah benar Tuhan "bermain-main" dengan keadilan-Nya sendiri? Di
satu sisi, Dia menyerukan keadilan, tetapi di sisi lain Dia seolah-
olah "tidak adil" dengan melindungi seorang pembunuh seperti Kain.
Jadi, bagaimana sebenarnya Tuhan memandang pendosa?
Kisah Kain dan Habel jelas menyatakan dua hal yang tak dapat
dipisahkan dari karya Tuhan atas umat-Nya. Seperti sekeping koin,
sisi pertama adalah keadilan dan sisi lain adalah kasih. Dia
menyatakan kasih dan keadilan secara bersamaan. Ada akibat dosa yang
harus ditanggung Kain: ia diusir, menjadi pengembara yang harus
bekerja ekstra keras untuk bertahan hidup. Namun, keadilan Tuhan
selalu disertai kasih, yaitu dengan melindungi Kain dari orang yang
akan membunuhnya. Kasih dan keadilan Tuhan berlaku dalam segala
situasi.
Maka, masalahnya bukan semata-mata "Tuhan membela penjahat", tetapi
Dia memberi kesempatan bagi orang sejahat apa pun untuk bertobat.
Jika Tuhan berlaku demikian, sepantasnyalah kita memberikan
kesempatan bagi orang lain untuk berubah. Jangan menghakimi berdasar
pengalaman masa lalu. Apalagi jika "masa hukuman" telah dijalani,
terimalah kembali ia seutuhnya untuk memulai sesuatu yang baru.
Tuhan pun setiap kali menerima diri kita kembali setelah kita
mengaku dosa, bukan? _HA
BELAJAR MENERAPKAN KEADILAN DAN KASIH TUHAN:
BENCI DOSANYA, TETAPI TETAP KASIHI ORANGNYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar