Suatu kali putra saya, kelas 1 SD, menghadiahi saya gelang. Gelang
untaian manik buatan anak tetangga, yang ia beli dua ribu rupiah per
buah. Tak biasa ia royal membelanjakan tabungannya, sekali ini ia
belikan saya tiga gelang sekaligus. Penasaran, saya tanya alasannya.
Jawabnya, semata karena sayang. Jadi, ia meminta saya selalu memakai
tiga gelang itu. Saya pun memakai ketiganya di rumah. Namun, rasanya
"malu" memakai "gelang anak-anak" keluar rumah. Walaupun begitu,
saya pakai juga sebuah. Jika orang bertanya, saya akan ceritakan
kasih tulus anak saya di gelang itu!
Anak yang dianugerahkan pada keluarga wanita Sunem yang mendukung
pelayanan Elisa, juga telah mendatangkan sukacita besar bagi
keluarganya. Buktinya, ketika anak itu meninggal, hati si ibu
hancur, sukacitanya melayang seketika. Ia pun berlari menemui Elisa
lagi, serta memohon agar tidak hanya diberi "harapan kosong" (ayat
28). Lewat doa Elisa, anak itu kembali hidup (ayat 35), dan siap
menjadi pembawa sukacita lagi.
Orang jarang memperhatikan bahwa sebenarnya anak-anak juga banyak
memberkati orangtua. Sejak lahir, anak-anak telah memberi
orangtuanya banyak tawa dan pengalaman indah. Memberi makna hidup
yang lebih. Juga semangat, penguatan, penghiburan. Sayangnya kala
letih atau masalah menimpa, kehadiran anak-anak bisa terasa
"mengganggu". Salah-salah, mereka menjadi tempat pelampiasan. Jika
itu terjadi, kita rugi dua kali. Anak-anak menjadi lemah, kita
sendiri tetap berbeban. Padahal Tuhan menyimpan "cadangan kekuatan
kita" dalam diri anak-anak. Mari mengasihi dan mensyukuri setiap
anak di hidup kita!
SETIAP ANAK HADIR DENGAN MISI BESAR:
MENJADI SEMANGAT, PENGUATAN, DAN PENGHIBURAN BAGI ORANGTUA!
untaian manik buatan anak tetangga, yang ia beli dua ribu rupiah per
buah. Tak biasa ia royal membelanjakan tabungannya, sekali ini ia
belikan saya tiga gelang sekaligus. Penasaran, saya tanya alasannya.
Jawabnya, semata karena sayang. Jadi, ia meminta saya selalu memakai
tiga gelang itu. Saya pun memakai ketiganya di rumah. Namun, rasanya
"malu" memakai "gelang anak-anak" keluar rumah. Walaupun begitu,
saya pakai juga sebuah. Jika orang bertanya, saya akan ceritakan
kasih tulus anak saya di gelang itu!
Anak yang dianugerahkan pada keluarga wanita Sunem yang mendukung
pelayanan Elisa, juga telah mendatangkan sukacita besar bagi
keluarganya. Buktinya, ketika anak itu meninggal, hati si ibu
hancur, sukacitanya melayang seketika. Ia pun berlari menemui Elisa
lagi, serta memohon agar tidak hanya diberi "harapan kosong" (ayat
28). Lewat doa Elisa, anak itu kembali hidup (ayat 35), dan siap
menjadi pembawa sukacita lagi.
Orang jarang memperhatikan bahwa sebenarnya anak-anak juga banyak
memberkati orangtua. Sejak lahir, anak-anak telah memberi
orangtuanya banyak tawa dan pengalaman indah. Memberi makna hidup
yang lebih. Juga semangat, penguatan, penghiburan. Sayangnya kala
letih atau masalah menimpa, kehadiran anak-anak bisa terasa
"mengganggu". Salah-salah, mereka menjadi tempat pelampiasan. Jika
itu terjadi, kita rugi dua kali. Anak-anak menjadi lemah, kita
sendiri tetap berbeban. Padahal Tuhan menyimpan "cadangan kekuatan
kita" dalam diri anak-anak. Mari mengasihi dan mensyukuri setiap
anak di hidup kita!
SETIAP ANAK HADIR DENGAN MISI BESAR:
MENJADI SEMANGAT, PENGUATAN, DAN PENGHIBURAN BAGI ORANGTUA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar